Monday, February 7, 2011

Uno, Motor Transformer Pertama di Dunia


Salah satu calon produk yang dinilai sangat inovatif dan mendapatkan liputan berbagia media besar di Amerika Serikat pada event CES yang berlangsung sekarang ini di Las Vegas adalah Uno dari BPG Motors. Dikatakan calon produk, karena Uno baru direncanakan untuk diproduksi massal. Unit yang dipamerkan adalah prototipe yang dibuat oleh penemunya, anak muda bernama Benjamin P Gulak yang memulai proyek dari garasi kakeknya.


Perhatian media yang sangat besar kepada Uno oleh sebagian orang agak aneh! Pasalnya, Uno adalah kendaraan dan bukan gadjet elektronik. Kendati demikian, sejatinya, UNO punya “nyawa listrik”, sama dengan produk listrik dan elektronik lainnya. Jadi wajar mendapatkan perhatian!
Karena minat yang begitu tinggi, BPG Motors segera memutuskan imtilmemproduksinya dengan harga jual mulai dari 4.000 sampai 7.000 dolar AS (Rp37- 63 juta).



Berubah Wujud Saat ini Uno sampai pada versi III. Versi II dan III dikembangkan setelah BPG Motors terbentuk. Perusahaan baru ini langsung mengklaim produknya sebagai transformer pertama dengan ujud sesungguhnya.
Untuk Uno II atau disebut juga U2, bisa berubah ujud dari motor 2-roda (disebut juga mode Uno) ke sepeda motor konvensional (mode sepeda motor). U2 hanya menggunakan 2-roda. Saat mode Uno, kedua roda yang digerakan oleh motor listrik berada dalam posisi sejajar. Ketika dikebut atau kecepatan bertambah, salah satu roda bergerak ke depan membentuk sepeda motor.

Versi terkini adalah Uno II atau U3, menggunaka tiga roda. Roda depan berukuran lebih kecil bisa dilipat ke belakang d. Roda ini pula yang maju atau bergerak ke depan sehingga bentuknya berubah menjadi seperti sepeda motor biasa.

“Targetnya untuk orang-orang yang tinggal di kota, seperti di Eropa dengan budaya sepeda motor dan skuter kuat,” kata CEO BPG Motors, Brad Harkavy. “Kami fokus pada pembeli skuter namun mencari kendaraan unik sekaligus mempresentasi penampilan yang gaya.”




Kontrol Giroskopik Uno menggunakan sistem kontrol giroskopik untuk menjaga keseimbangan. Sedangkan pengendalian dan mengendarainya sama dengan sepeda motor biasa. Motor bekerja dengan dua tahap.
Saat melaju pelan, roda tetap paralel memberikan pengendara ruang yang kompak atau kecil dan memungkinkan manuver pada ruang yang sempit (tinggal diputar). Ketika dikebut, roda mulai melebar dan berubah menjadi sepeda motor biasa. Membuat lebih lebih stabil dan aman dikebut.

Dengan sebagian bentuk bodi seperti sepeda motor balap, kecepatan Uno dibatasi 56 km/jam. Sedangkan tenaga dari baterainya, untuk sekali isi bisa buat menempuh jarak 48 km.

U3 menggunakan teknologi roda miring (tilt) aktif saat bekerja pada mode Uno. Dengan ini cara, Uno tetap stabil membelok. Sistem miring bekerja secara mekanis untuk mengatur posisi vertikal roda ke kanan dan ke kiri. Sistem ini memungkinkan kendearaan membelok lebih halus dan mengakomodasi jalanan yang tidak rata.
Dikatakan, saat mengendarinya tidak hanya memberikan pengalaman baru yang yang unik, juga lebih interaktif. Paling sip, parkirnya lebih gampang!

Polusi China Uno ditemukan oleh anak muda bernama Benjamin P Gulak ketika memulai proyek ilmiah di SMU. Dijelaskan, empat tahun lalu, ia melakukan perjalanan bisnis ke China bersama ayahnya. Di Beijing, Shanghai dan Hong Kong, Benjamin melihat polusi yang sangat parah dari motor dan skuter bermesin 2-tak. Dari sana mulai muncul di pikiran membuat kendaraan listrik. Saat kuliah, ia merencanakan kendaraan ramah lingkungan namun tetap membuat penampilan gaya.

Benjamin memulai proyek dengan perakas peninggalan kakeknya. Ia membuat rangka dari besi kotak, memasang motor kursi roda, baterai dan giroskop. Kemudian melakukan tes, mengendarainya.
Nama Uno melejit setelah memperoleh juara kedua pada Grand Award di Intel International Science and Engineering Fair. Berikutnya, Uno memperoleh penghargaan sebagai Top10 penemuan terbaik oleh Populer Science. Berbagai media menuli. Hasilnya, modal pun mengalir deras dari investor swasta dan berdirilah BPG Motors. Hebat!

No comments:

Post a Comment