Fisikawan Clifford Surko dari Universitas California di San Diego, AS, berencana untuk membuat "botol" antimateri. Botol itu akan menjadi jebakan antimateri terbesar yang bisa membantu mempelajari antimateri.
Antimateri adalah lawan dari materi. Setiap partikel materi memiliki pasangan antimaterinya. Ibarat elektron memiliki pasangan berupa positron yang punya massa yang sama tetapi muatannya berbeda.
Jika antimateri dan materi bertemu, maka keduanya akan saling menghilangkan. Sifat itu membuat proses penjebakan antimateri menjadi sulit. Sebab, jika jebakannya terbuat dari materi tertentu, maka serta merta jebakan itu akan hancur.
Sejauh ini, ilmuwan telah berhasil menjebak antimateri selama 170 milidetik. Sebelumnya, ilmuwan telah berhasil membuat ribuan antihidrogen. Untuk tujuan studi lanjut, penciptaan sistem yang mampu menjebak antimateri lebih lama diperlukan.
Botol antimateri yang akan diciptakan Surko diharapkan mampu menjebak triliunan antimateri dalam jangka waktu lebih lama. Dinding botol akan terbuat dari medan magnet dan listrik, membuat antimateri tak bisa lari.
"Kami sedang bekerja untuk mengakumulasikan triliunan positron dalam jebakan multicell, susunan botol seperti hotel yang punya banyak kamar. Setiap kamar terdiri dari sepersepuluh miliar antipartikel," kata Surko.
Rencana Surko dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Association for the Advancement of Science (AAAS) 18 Februari 2011 lalu. Selain jebakan antimateri terbesar, Surko juga tengah mengembangkan cara memampatkan antimateri.
Materi yang termampatkan menjadi gumpalan berdensitas tinggi dan bisa digunakan untuk beragam aplikasi. "Seseorang bisa menekannya keluar botol jebakan dalam aliran, sebuah pancaran, persis ketika menekan pasta gigi keluar," kata Surko.
Surko melanjutkan, "Pancaran itu bisa menjadi cara baru untuk mempelajari bagaimana antimateri bereaksi dengan materi. Ini sangat berguna. Misalnya dalam upaya mengerti karakteristik permukaan material."
Surko juga akan mengembangkan metode pendinginan antipartikel. Dengan metode ini, antipartikel dibuat bergerak lebih lambat dengan mendinginkannya hingga temperatur super dingin. Saat bergerak lambat, antimateri bisa dipelajari lebih mudah.
Botol antimateri portabel juga akan dikembangkan oleh Surko untuk mempermudah ilmuwan membawa antimateri ke luar lab. "Jika anda bisa membuat jebakan portabel, ini akan memperluas aplikasi penggunaan antimateri," ucap Surko.
Antimateri sebenarnya telah dimanfaatkan dalam teknologi sehari-hari, misalnya Positron Emission Tomography (PET). Teknologi PET dimanfaatkan dalam dunia medis untuk kepentingan pencitraan.
Selama discan, pasien dinjeksi dengan zat radioaktif yang akan mengemisikan positron saat meluruh. Positron akan kontak dengan bagian tubuh, saling menghilangkan dan mengemisikan sinar gamma. Sinar itulah yang dideteksi scanner dan diubah menjadi citra 3 dimensi.
Sumber : sains.kompas.com
No comments:
Post a Comment